Segala puji Bagi Allah, Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga sahabat dan seluruh pengikut beliau yang senantiasa mengikuti jalan petunjuk-Nya. Segala puji bagi Allah, semoga Allah memberi kekuatan kepada kita umat Islam untuk mampu menjadi generasi yang lebih dan lebih baik dan semakin baik, dari waktu ke waktu.
Zaman modern sedang dihadapi, zaman hingar bingar sedang dihadapi, zaman penuh hiburan sedang dihadapi, zaman penuh ujian dan godaan iman sedang dihadapi. Zaman yang penuh dengan godaan-godaan yang meruntuhkan iman sedang dihadapi umat manusia. Segala puji bagi Allah, Allah telah memberi benteng yang kokoh bagi manusia yang ingin tetap menempuh jalan-jalan selamat, jalan jalan iman yang kokoh.
Para guru dan pendidik diharapkan dapat mendeteksi dengan cermat terhadap anak didiknya. Bila seorang guru berhasil mengubah kepribadian siswa dari buruk menjadi lebih baik, atau dari baik menjadi sangat baik, tentu itulah yang dikehendaki.
Allah SWT telah memberikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dan jalan hidup bagi manusia. Seberapa besar umat manusia berusaha berpegang teguh pada Al-Qur’an, sebesar itu juga limpahan Allah dan Karunia-Nya akan dilimpahkan kepada mereka.
Allah SWT dalam sebuah firmannya menyampaikan yang artinya,
.
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. 41:30)
.
Rasulullah SAW pun dalam sabdanya menyampaikan yang artinya,
.
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah SAW. Bersabda: Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan berkumpul para malaikat yang mulia-mulia dan ta’at. Sedang orang yang megap-megap dan berat jika membaca Al-Qur’an, mendapat pahala lipat dua kali. (HR Bukhari-Muslim- Tarjamah Rhiadhus Sholihin Jilid 2 Hal 135)
Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: dan apabila berkumpul suatu kaum dalam majlis (baitullah) untuk membaca kitab Allah dan mempelajari, maka pasti turun pada mereka ketenangan dan diliputi oleh rahmat dan dikerumuni oleh malaikat dan diingati oleh Allah didepan para Malaikat yang ada pada sisi-Nya (HR Muslim – Tarjamah Rhiadhus Sholihin Jilid 2 Hal 150) )
.
Dalam mengelola sebuah kelas dalam dunia pendidikan, untuk mengetahui kemungkinan besar keberhasilan sebuah kelas, seorang guru dapat melakukan analisa kejiwaan terhadap kelas tersebut dengan beberapa pertanyaan pertanyaan mendasar yang dapat menunjukkan suasana kejiwaan sebenarnya dari kebanyakan siswa yang dihadapinya. Metode sederhana yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
Pertama dilakukan pengujian secara satu persatu tentang kemampuan siswa untuk membaca Al-Qur’an dalam huruf ARAB, maka akan dapat diketahui seberapa besar kemampuan tiap siswa untuk selalu menerima limpahan petunjuk Allah dalam hatinya.
Yang kedua ditanyakan kepada siswa, seberapakah kecintaan siswa secara sadar untuk selalu membaca dan mencintai membaca Al-Qur’an dalam bahasa Arab dan kemudian membaca tarjamahnya. Korelasi nya adalah, bila siswa sangat mencintai dan rutin melakukannya dengan sadar diri, maka siswa telah menemukan kenikmatan yang haqiqi dalam hidupnya, yaitu mencintai Allah dan mencintai firman-firman-Nya.
Pertanyaan yang selanjutnya adalah, bagaimana mereka mencintai Masjid. Apakah mereka selalu tertarik untuk datang sholat berjamaah ke masjid ketika Adzan dikumandangkan. Bila jawabannya adalah Ya, maka mereka telah menemukan jalan hidup mulia yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu mencintai untuk selalu beribadah kepada Allah.
Dan yang terakhir adalah apakah mereka rajin mendatangi majlis-majlis pengajian dan suka berkumpul dengan orang-orang yang baik-baik, bila Ya, maka semakin nampak bahwa anak didik kita adalah anak-anak yang siap menjadi manusia manusia yang baik.
Sebenarnya masih banyak parameter lain yang harus dibuat pertanyaan-pertanyaan kepada anak didik untuk semakin menemukan jati diri anak-anak didik kita, namun setidaknya bila 3 hal tersebut sudah dapat terdeteksi, maka di dalam diri anak tersebut ada lahan yang subur untuk ditanami kebaikan-kebaikan.
Bila 3 hal tersebut diberikan dalam wujud angka penilaian, maka angka-angka tersebut bisa dijadikan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam menggapai akhlaq yang mulia dan menggapai kesuksesan-kesuksesan yang positip.
Anak-anak yang memiliki nilai pendekatan yang tinggi, biasanya memiliki kepribadian yang baik pula. Dan dalam sebuah kelas yang memiliki rata-rata kelas yang tinggi, maka proses pendidikan akan lebih berhasil.
Anak-anak yang selalu dihadiri malaikat dalam hidupnya, biasanya memiliki jiwa yang lebih mudah berkonsenrasi dan lebih mampu untuk bersungguh-sunguh dalam menempuh cita-cita yang diidamkan. Dan memiliki bisikan-bisikan hati yang positip, sehingga akan menjadi manusia-manusia yang berjiwa optimis, produktip dan konstruktip.
Bila rata-rata kelas adalah bernilai positip tinggi, maka ketenangan akan mewarnai kelas tersebut, sehingga transfer ilmu akan berjalan dengan benar dan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
Bila seorang guru mendapati baik secara indifidu ataupun rata-rata kelas memiliki nila yang rendah, maka proses pendidikan dan pengajaran akan berjalan lebih lambat. Dan musti para guru harus dengan tekun mengajari satu demi satu untuk membawa anak-anak didik mereka dapat meningkat ke jenjang nilai moral yang lebih tinggi, dengan amal-amal nyata yang dapat akhirnya dapat menjadi tabiat anak didik.
Berbagai macam hiburan, permainan dan pergaulan kadang menjadikan jiwa anak didik menjadi rusak. Sehingga tidak memiliki kecintaan untuk menempuh jalan-jalan mulia. Namun aktifitas hidup mereka lebih banyak diisi dengan hal-hal untuk memperturutkan hawa nafsu.dan dapat dipastikan akan tumbuh jiwa-jiwa yang gelap dan negatip, yang pesimistis, arogan dan destruktif. Jiwa-jiwa yang dikerumuni syaitan laknatullah.
Mari para guru-guru dimanapun bisa mendeteksi anak didiknya masing-masing, atau bahkan mendeteksi keluarganya masing-masing, dan bahkan mendeteksi dirinya masing-masing. Seberapa besar Malaikat yang biasa datang kepada mereka dan seberapa besar cinta mereka untuk beribadah kepada Allah SWT. Kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan dan Rahmat Allah senantiasa dicurahkan kepada Hamba-hamba yang selalu rajin beribadah kepada-Nya, Allah berfirman yang artinya
Katakanlah (kepada orang-orang musyrik):”Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu.(Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu)”. (QS. 25:77) )
Dunia modern, dunia penuh dengan ujian-ujian iman, kita semua sedang hidup di dunia. Saat-saat hidup yang sangat menentukan. Apakah akan kita gunakan untuk beribadah kepada Allah atau untuk bermain-main.
Bagi mereka yang rajin beribadah kepada Allah, maka besok di akherat akan diletakkan di Jannah (Taman Surga) yang penuh kenikmatan dan rahmat Allah. Dan bagi mereka yang hidup diisi dengan bermain-main dan lupa kepada Allah, maka di akherat akan ditempatkan di naar (siksa api neraka). Semoga Allah melindungi kita dari azab-Nya di dunia dan di akherat. Wallahu a’alam.
Zaman modern sedang dihadapi, zaman hingar bingar sedang dihadapi, zaman penuh hiburan sedang dihadapi, zaman penuh ujian dan godaan iman sedang dihadapi. Zaman yang penuh dengan godaan-godaan yang meruntuhkan iman sedang dihadapi umat manusia. Segala puji bagi Allah, Allah telah memberi benteng yang kokoh bagi manusia yang ingin tetap menempuh jalan-jalan selamat, jalan jalan iman yang kokoh.
Para guru dan pendidik diharapkan dapat mendeteksi dengan cermat terhadap anak didiknya. Bila seorang guru berhasil mengubah kepribadian siswa dari buruk menjadi lebih baik, atau dari baik menjadi sangat baik, tentu itulah yang dikehendaki.
Allah SWT telah memberikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dan jalan hidup bagi manusia. Seberapa besar umat manusia berusaha berpegang teguh pada Al-Qur’an, sebesar itu juga limpahan Allah dan Karunia-Nya akan dilimpahkan kepada mereka.
Allah SWT dalam sebuah firmannya menyampaikan yang artinya,
.
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. 41:30)
.
Rasulullah SAW pun dalam sabdanya menyampaikan yang artinya,
.
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah SAW. Bersabda: Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan berkumpul para malaikat yang mulia-mulia dan ta’at. Sedang orang yang megap-megap dan berat jika membaca Al-Qur’an, mendapat pahala lipat dua kali. (HR Bukhari-Muslim- Tarjamah Rhiadhus Sholihin Jilid 2 Hal 135)
Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: dan apabila berkumpul suatu kaum dalam majlis (baitullah) untuk membaca kitab Allah dan mempelajari, maka pasti turun pada mereka ketenangan dan diliputi oleh rahmat dan dikerumuni oleh malaikat dan diingati oleh Allah didepan para Malaikat yang ada pada sisi-Nya (HR Muslim – Tarjamah Rhiadhus Sholihin Jilid 2 Hal 150) )
.
Dalam mengelola sebuah kelas dalam dunia pendidikan, untuk mengetahui kemungkinan besar keberhasilan sebuah kelas, seorang guru dapat melakukan analisa kejiwaan terhadap kelas tersebut dengan beberapa pertanyaan pertanyaan mendasar yang dapat menunjukkan suasana kejiwaan sebenarnya dari kebanyakan siswa yang dihadapinya. Metode sederhana yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
Pertama dilakukan pengujian secara satu persatu tentang kemampuan siswa untuk membaca Al-Qur’an dalam huruf ARAB, maka akan dapat diketahui seberapa besar kemampuan tiap siswa untuk selalu menerima limpahan petunjuk Allah dalam hatinya.
Yang kedua ditanyakan kepada siswa, seberapakah kecintaan siswa secara sadar untuk selalu membaca dan mencintai membaca Al-Qur’an dalam bahasa Arab dan kemudian membaca tarjamahnya. Korelasi nya adalah, bila siswa sangat mencintai dan rutin melakukannya dengan sadar diri, maka siswa telah menemukan kenikmatan yang haqiqi dalam hidupnya, yaitu mencintai Allah dan mencintai firman-firman-Nya.
Pertanyaan yang selanjutnya adalah, bagaimana mereka mencintai Masjid. Apakah mereka selalu tertarik untuk datang sholat berjamaah ke masjid ketika Adzan dikumandangkan. Bila jawabannya adalah Ya, maka mereka telah menemukan jalan hidup mulia yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu mencintai untuk selalu beribadah kepada Allah.
Dan yang terakhir adalah apakah mereka rajin mendatangi majlis-majlis pengajian dan suka berkumpul dengan orang-orang yang baik-baik, bila Ya, maka semakin nampak bahwa anak didik kita adalah anak-anak yang siap menjadi manusia manusia yang baik.
Sebenarnya masih banyak parameter lain yang harus dibuat pertanyaan-pertanyaan kepada anak didik untuk semakin menemukan jati diri anak-anak didik kita, namun setidaknya bila 3 hal tersebut sudah dapat terdeteksi, maka di dalam diri anak tersebut ada lahan yang subur untuk ditanami kebaikan-kebaikan.
Bila 3 hal tersebut diberikan dalam wujud angka penilaian, maka angka-angka tersebut bisa dijadikan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam menggapai akhlaq yang mulia dan menggapai kesuksesan-kesuksesan yang positip.
Anak-anak yang memiliki nilai pendekatan yang tinggi, biasanya memiliki kepribadian yang baik pula. Dan dalam sebuah kelas yang memiliki rata-rata kelas yang tinggi, maka proses pendidikan akan lebih berhasil.
Anak-anak yang selalu dihadiri malaikat dalam hidupnya, biasanya memiliki jiwa yang lebih mudah berkonsenrasi dan lebih mampu untuk bersungguh-sunguh dalam menempuh cita-cita yang diidamkan. Dan memiliki bisikan-bisikan hati yang positip, sehingga akan menjadi manusia-manusia yang berjiwa optimis, produktip dan konstruktip.
Bila rata-rata kelas adalah bernilai positip tinggi, maka ketenangan akan mewarnai kelas tersebut, sehingga transfer ilmu akan berjalan dengan benar dan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
Bila seorang guru mendapati baik secara indifidu ataupun rata-rata kelas memiliki nila yang rendah, maka proses pendidikan dan pengajaran akan berjalan lebih lambat. Dan musti para guru harus dengan tekun mengajari satu demi satu untuk membawa anak-anak didik mereka dapat meningkat ke jenjang nilai moral yang lebih tinggi, dengan amal-amal nyata yang dapat akhirnya dapat menjadi tabiat anak didik.
Berbagai macam hiburan, permainan dan pergaulan kadang menjadikan jiwa anak didik menjadi rusak. Sehingga tidak memiliki kecintaan untuk menempuh jalan-jalan mulia. Namun aktifitas hidup mereka lebih banyak diisi dengan hal-hal untuk memperturutkan hawa nafsu.dan dapat dipastikan akan tumbuh jiwa-jiwa yang gelap dan negatip, yang pesimistis, arogan dan destruktif. Jiwa-jiwa yang dikerumuni syaitan laknatullah.
Mari para guru-guru dimanapun bisa mendeteksi anak didiknya masing-masing, atau bahkan mendeteksi keluarganya masing-masing, dan bahkan mendeteksi dirinya masing-masing. Seberapa besar Malaikat yang biasa datang kepada mereka dan seberapa besar cinta mereka untuk beribadah kepada Allah SWT. Kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan dan Rahmat Allah senantiasa dicurahkan kepada Hamba-hamba yang selalu rajin beribadah kepada-Nya, Allah berfirman yang artinya
Katakanlah (kepada orang-orang musyrik):”Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu.(Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu)”. (QS. 25:77) )
Dunia modern, dunia penuh dengan ujian-ujian iman, kita semua sedang hidup di dunia. Saat-saat hidup yang sangat menentukan. Apakah akan kita gunakan untuk beribadah kepada Allah atau untuk bermain-main.
Bagi mereka yang rajin beribadah kepada Allah, maka besok di akherat akan diletakkan di Jannah (Taman Surga) yang penuh kenikmatan dan rahmat Allah. Dan bagi mereka yang hidup diisi dengan bermain-main dan lupa kepada Allah, maka di akherat akan ditempatkan di naar (siksa api neraka). Semoga Allah melindungi kita dari azab-Nya di dunia dan di akherat. Wallahu a’alam.